Pages

Silahkan Pilih Warna Latar Blog ini Sesuai Dengan kenyamanan Yang Anda Suka
On

Seorang teman bekerja di depan komputer sambil mendengarkan musik di latar. Tiba-tiba musik terhenti sejenak kemudian mengalun kembali, berulang-ulang. Setelah diamati ternyata komputer tuanya digunakan untuk menjalankan Winamp terbaru dengan memori pas-pasan. Pemutar audio alternatif dipasangkan dan gejala “tersedak” pun hilang.
Winamp adalah “standar de-facto” atau aplikasi wajib ada di setiap komputer. Sebagai pemutar lagu sepuh dan berjaya sampai kini dengan jumlah pemakai lebih dari 50 juta di seluruh dunia, tidaklah berlebihan jika ia dinobatkan sebagai “kakek” pemutar MP3.
Sayangnya Winamp versi terbaru (v5.x) semakin lama semakin berat. Ukurannya membengkak, “polesan tebal” kosmetik antar-muka di sana-sini dan sejumlah fitur canggih yang jarang digunakan oleh pengguna akhir berimbas pada borosnya konsumsi tenaga CPU (processor) dan ruang memori. Pemutar audio ini seakan lupa akan tugas utamanya.
Bila komputer tua yang sedang dipakai sekarang terseok-seok menjalankan Winamp sambil bekerja, berilah kesempatan pada salah satu pemutar audio alternatif di bawah ini. Mereka bisa diandalkan karena telah memenuhi seleksi dengan kriteria berikut: harus ringan, harus gratis dan harus portabel.
1. 1by1
1by1
Lupakan playlist! Tunjukkan 1by1 sebuah directory berisi file MP3 dan ia akan memainkannya satu per satu. Ukurannya super kecil, hanya 80KB! Tubuh kecilnya memuat beberapa fitur seperti dukungan terhadap plugin Winamp, cross fading, equalizer mini (3 band), audio enhancer sederhana dan kemampuan manjemen file (copy/move/delete).
2. Apollo
Apollo
Pemutar audio ini datang dalam paket berukuran 673KB dan cukup kaya fitur. Apollo mempunyai decoder suara yang sangat baik untuk format MP2/MP3, dukungan terhadap plugins Winamp v2.x, 16-band equalizer grafis, kemampuan internet streaming, cross fading antar lagu, dan decoding ke WAV. Cukup lengkap untuk audio player sekecil ini.
3. Billy
Billy
Billy dirancang serba minimalis sehingga hemat memori dan sangat efisien dalam penggunaan tenaga CPU. Billy bekerja super cepat mendaftar lagu-lagu yang berada di folder musik. Antar-mukanya juga sangat sederhana, hanya berisi tampilan daftar lagu dengan durasinya. Billy tidak perlu diinstal, cukup diekstrak dan jalankan. Uniknya semua aspek Billy bisa dimainkan dengan keyboard. “Dietkan” Billy dan file DLL pendukung dengan UPX dan kita akan mendapatkan pemutar audio terefisien berukuran sekitar 360KB.
4. Coolplayer
Coolplayer
Paket Coolplayer hanya berisi 1 buah file, file eksekusi Coolplayer itu sendiri. Program opensource ini berukuran cukup besar (sekitar 500KB), tapi bisa dikecilkan dengan UPX menjadi setengahnya. Coolplayer juga sangat hemat tenaga CPU sewaktu memainkan MP3. Pengoperasian dan tampilannya mirip Winamp.
5. EvilPlayer
Evil Player
Pemutar audio “setan” ini cocok diberi predikat sebagai “Pemutar audio paling efisien dalam penggunaan memori.” Bila diminimize, EvilPlayer hanya memakai memori sekitar 1.5MB saat memainkan lagu berformat MP3, OGG, WAV, MOD atau AIFF di latar. Selain itu ia juga mendukung audio stream di internet. Walau cuma perlu diekstrak dan jalankan, terdapat banyak file pendukung di dalamnya (terutama file bahasa). Ukuran total setelah diekstrak lebih kurang 600KB.
6. Soprano
Soprano
Soprano adalah pemutar audio paling minimalis yang lebih suka “duduk” di system tray dan memainkan semua daftar lagu yang diberikan padanya. Tidak ada setting apapun di dalamnya. Bahkan untuk mengumpankan file lagu harus menggunakan drag-drop! Cukup merepotkan bila tidak terbiasa. Tapi bayangkan situasi berikut, sebuah komputer tua dengan memori 128 MB yang sengaja difungsikan sebagai jukebox nada “call-waiting” telepon. Tugas utamanya hanyalah memainkan file-file audio yang ada di daftar. Ukurannya cukup kecil dengan beberapa file pendukung. Sama seperti EvilPlayer, Soprano juga sangat efisien dalam penggunaan memori.
7. SysTrayPlay
SysTrayPlay
Awalnya dikembangkan di tahun 2000 oleh Youris Strous, seorang programmer berkebangsaan Russia yang kemudian diterlantarkan pada tahun 2001. SysTrayPlay (STP) lalu dilanjutkan pengembangannya oleh seorang programmer Prancis sampai saat ini. STP seperti Soprano, dibuat untuk “mojok” di system tray sesuai dengan namanya. STP cukup kecil, hanya 200-an KB. Sayangnya STP agak boros penggunaan memori. Mungkin karena beberapa fitur tambahan yang tertanam di dalamnya seperti pemutar CD dengan dukungan CDDB.
8. VUPlayer
VUPlayer
Bila membutuhkan pemutar audio yang gampang dioperasikan, cobalah VUPlayer. Lihat saja, tampilan dan susunan menunya sangat rapi. Dijamin semua orang bisa mengoperasikannya dalam waktu singkat. Tapi bukan itu saja kelebihannya, VUPlayer adalah pemutar audio multi-format yang mampu memainkan MP3, S3M, MP4, OGG, FLAC, AIFF, WMA, WAV, MIDI dan beberapa format audio lainnya. VUPlayer datang dengan installer 1.6MB namun bisa digunakan secara portabel dengan menyalin hasil instalasi ke flashdisk misalnya.
9. Xion
Xion
Xion adalah pemutar audio paling fungky sekaligus terbongsor dalam daftar ini. Paketnya berukuran 1,7 MB dan hasil ekstrak sekitar 2.5 MB. Fiturnya cukup standar seperti dukungan plugin, equalizer 10 band, visualisasi grafis dan internet streaming. Kelebihan utamanya ada pada kemudahan merancang dan modifikasi skin. Hanya perlu menggambar dan simpan dalam format PSD tanpa perlu memotong gambar atau belajar script terlebih dahulu.
10. XMPlay
XMPlay
Dibuat oleh pengembang yang sama dengan BASS, library audio yang terkenal efisien dalam manajemen sumber daya. XMPlay adalah salah satu pemutar audio dengan dukungan format audio yang cukup banyak. Fiturnya seperti gapless playback, equalizer 9 band, internet streaming, automatic gain control, output ke WAV, skins, dan visualisasi. Semua ini hanya memerlukan tempat penyimpanan sebesar 380KB saja.

Sumer : http://kamaruddin.jajanmedan.com